Minggu, 12 Mei 2013
sepak bola Indonesia disajikan dengan pertandingan bergengsi antara tim
kebanggaan masyarakat Jawa Barat dengan tim yang berasal dari Lamongan.
Pertandingan bergengsi ini sebagai pertandingan pertama PERSIB di putaran
kedua. Pertandingan dilaksanakan di Stadion Si Jalak Harupat sebagai Home Base
PERSIB. Pada Pertandingan pertama, dalam melakoni pertandingan awaynya, PERSIB
berhasil mencuri point. Menahan imbang tim sekelas PERSELA adalah hasil yang
baik dan sebagai pembuktian PERSIB sekarang bukanlah tim yang jago kandang. Pertandingan
pun berkesudahan dengan skor 1-1. Gol PERSIB kala itu dicetak oleh pemain
bernomor punggung 23 M. Ridwan. Pertandingan tersebut pun sebagai
pertandingan terakhir diputaran pertama ISL 2013 dan PERSIB berhasil masuk
peringkat empat besar.
Seperti kita ketahui
sebelumnya, jika PERSIB bermain dikandang sendiri, ribuan Bobotoh akan turut
datang ke Stadion, bukan sekedar menonton atau meramaikan suasana pertandingan,
tapi mereka datang untuk memberi dukungan dengan satu tekad “Hayang Persib
Juara”.
Kedatangan Bobotoh ini
sangat diapresiasikan oleh masyarakat. Apalagi jika pertandingan berlangsung di
Si Jalak Harupat. Tak sedikit warga masyarakat turun kejalan merupakan sebagai bentuk
nyata apresiasinya. Maka tak heran, jika jalan sekitar kopo-soreang dipadati
dengan ratusan orang yang berdiri di depan gang maupun trotoar. Sepertinya
Menang dan kalah bagi mereka tidak menjadi syarat untuk meluapkan kegembiraan,
“nu penting ningali PERSIB”. Tak hanya itu, apresiasi masyarakat pun kepada
PERSIB dan BOBOTOH juga bisa dilihat dari bagaimana masyarakat sekitar Stadion
memberikan sewa lahan untuk tempat parkir. Ya sebagai simbiosis mutualisme,
mereka diuntungkan dengan kedatangan kami, kami diuntungkan dengan keamanan
kendaraan kami. Nah mengpeng masyarakat
sudah mengapresiasi baik kepada bobotoh, kuduna mah bobotoh oge sarua
mengapresiasikan diri oge. Apresiasi paling penting mah sadar kana aturan berlaku.
“Lamun embung disebut oknum, sok cing sadar, cing karunya kabeh rugi ku oknum.
Lamun teu boga duit nongton diimah, tong ngarugikeun batur”
Jika masyarakat sudah
mengapresiasikan kami (Bobotoh), lalu bagaimana dengan Apresiasi PANPEL PERSIB
terhadap kami???
Salah
satu yang berlum pernah diapresiasikan PANPEL terhadap kami yaitu, apa lagi
kalau bukan soal TIKET. Permasalahan tiket ini selalu saja menjadi problematika
bagi Bobotoh, dari mulai calo sampai dengan sobekan tiket maupun tanpa tiket.
Sekarang malah diperparah dengan ketidakaturannya sistem tiket tersebut. Sebuah
penomeran tiket bukan menjadi kenyamanan untuk bobotoh namun sebagai satu
masalah baru.
Dipertandingan kemarin saja antara PERSIB vs Persela, disebelah
tribun timur Si Jalak Harupat, banyak sekali bobotoh yang mencari kesana kemari
no kursi dari tiket tersebut dan banyak sekali bobotoh yang berdiri sedangkan
dia memegang tiket. Bisa dilihat dari Gambar di samping ini
Dari
gambar tersebut, sangat jelas jika PANPEL PERSIB dalam hal ini belum siap dalam
memberikan pelayanan yang baik untuk para penonton. Penomoran kursi dalam
kondisi seperti ini bukan suatu kemajuan PANPEL dalam memberikan kenyamanan
bagi penonton, malah justru akan berdampak timbulnya masalah baru di dalam
stadion. Keberadaan panpel di area tribun pun tidak akan bisa membantu dalam
memberikan kenyamanan. Seperti yang saya saksikan sendiri, beberapa penonton
meminta tanggung jawab PANPEL dalam penomoran kursi tapi “No. Sit No Seat” tidak
menjamin nomor duduk sebagai kursi, bahkan nomor duduk tidak bisa duduk.
Tetaplah PANPEL seorang manusia, akan tetapi diharapkan jangan katakan “CALIK MAH DIMANA WAÉ” karena dengan seperti itu tidak mengapresiasikan kami. Kalian diuntungkan oleh kami, seharusnya dibayar juga dengan kenyamanan kami.
Entah apa penyebabnya
semua bisa seperti ini, ketidakaturan sistem selalu menjadi masalah. Namun saya
yakin memberikan ketegasan kepada OKNUM adalah salah satu kuncinya. Karena
tidak menutup kemungkinan OKNUM pun hidup didalam PANPEL sendiri, tanpa tiket
bisa duduk mungkin itu buktinya.
Oleh karena itu, selagi
PERSIB sedang berkembang, manajemen PERSIB semakin bagus diharapkan PANPEL pun
semakin serius dalam memberikan kenyamanan pertandingan sebelum PANPEL
menyelenggarakan pertandingan di Stadion yang megah, Gelora Bandung Lautan Api.
Sedikit memberikan
masukan terhadap sistem tiket kepada PANPEL. Jika belum siap dengan penomoran
kursi ini, salah satu solusinya adalah tidak adanya no kursi. Ini akan
memberikan kebebasan bagi penonton untuk duduk dimana saja. Dan sistem tiketnya
diganti menjadi “siapa cepat dia dapat”. Tapi apa pantas seperti demikian,
dengan melihat kapasitas PERSIB sejajar dengan Manchester United dan
lain-lainnya.
Tulisan ini bentuk
kepedulian saya sebagai seorang bobotoh PERSIB dan kepedulian saya sebagai
saudara bobotoh seluruh dunia, tidak menyalahkan satu pihak yang terkait, akan
tetapi mengajak untuk mengapresiasikan diri secara bersama-sama lewat kesadaran
tentang aturan hidup didalamnya. Mohon maaf jika didalamnya terdapat kata atau
kalimat yang tidak berkenang.
“DUKUNG PERSIB MAKE
TIKET; MAKE MANAH! CING KARUNYA KA
BATUR, TONG JADI OKNUM!”
Oleh: @cariosanaki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar